Apa Viral Marketing Itu ?
Apa viral itu?
Viral lebih dikenal sebagai metode penyebaran pesan dengan menggunakan teknologi, baik itu internet maupun mobile. Viral erat kaitannya dengan konten. Seseorang menerima e-mail atau pesan SMS dari kenalan atau dari suatu institusi. Ia merasa kalau konten dari e-mail atau SMS itu bisa bermanfaat pula untuk rekan-rekannya, maka ia lalu mengirimkan konten serupa itu ke e-mail atau SMS temannya. Bisa saja ia mengirim ke satu orang teman. Bisa pula ia mengirim ke puluhan temannya. Proses penyebaran konten inilah yang dikenal dengan sebutan viral.
Kalau dianalogikan di dunia nyata, viral mirip dengan word of mouth. Kita mendengar dari teman kalau pisang goreng toko A itu enak. Tentunya kita ingin mencobanya. Saat kita rasakan pisang goreng itu benar-benar enak, tentu kita referensikan pisang goreng itu ke teman-teman kita lainnya. Mirip gosip, info enaknya pisang goreng toko A pun menyebar. Seperti itulah viral, hanya saja bedanya, konteks viral menggunakan fasilitas teknologi.
Saat Anda bergabung dalam mailing list, Anda akan mendapatkan banyak info. Salah satunya mungkin keluhan seseorang akan produk kesehatan X. Info ini, meski kadang belum tentu benar, Anda rasa perlu teruskan ke teman-teman Anda lainnya di buku alamat e-mail Anda. Tak lama, berita itu pun menyebar. Buzz-nya semakin terdengar kemana-mana. Itu adalah contoh viral yang sederhana, dan mungkin saja, tidak terkendalikan.
Namun tentu saja, kalau itu semua bisa dikendalikan dengan baik, viral bisa memberikan manfaat positif terhadap suatu produk. Apakah Anda mau membeli produk kalau produsen produk tersebut bilang kalau produk itu bagus? Ataukah Anda lebih tertarik dengan produk tersebut bila sahabat Anda sendiri yang mereferensikan tentang kebagusan produk tersebut? Mana yang lebih Anda percaya?
Di dunia maya, pesan viral yang menarik, lucu, dan bermanfaat, akan memberikan nilai positif kalau pesan itu dikirimkan oleh seorang teman. Karena, teman kita sendirilah yang lebih tahu kebutuhan kita daripada orang tidak dikenal yang mewakili sebuah produk atau brand. Kita pun tidak akan menganggap pesan yang dikirimkan itu sebagai sampah (spam), seperti beragam iklan Viagra dan obat-obatan yang sering menghujani e-mail kita.
Format viral sebetulnya bisa bermacam-macam. Dari yang paling sederhana, hanya berupa teks, hingga berupa aplikasi interaktif yang kompleks. Namun kuncinya tetaplah pada pesan yang disampaikan. Kalau itu hanya berupa teks biasa, namun oleh penerimanya dirasa bermanfaat, tentu akan lebih jauh mengena dibandingkan video atau multimedia yang rumit, tapi tidak memberikan pesan yang mengena.
Umumnya pengiriman viral dimaksudkan untuk mengenalkan penerima e-mail atau SMS pada produk baru atau program baru dari suatu brand. Terkadang pesan disampaikan langsung, terkadang penerima e-mail diminta untuk masuk ke website tertentu untuk mengenal produk atau program baru itu lebih jauh. Bisa saja saat ia masuk ke website, ia pun diminta untuk menyebarkan informasi ini ke e-mail rekan-rekannya. Selanjutnya, rekan-rekannya akan menerima e-mail serupa seperti yang diterimanya, yang mengajak mereka untuk mengunjungi website tersebut.
Semakin banyaknya viral yang beredar di dunia internet (bisa dilihat beberapa di antaranya di Viral Chart, menuntut pengirim pesan berkreasi sekreatif mungkin untuk menarik pengunjung. Semakin canggihnya teknologi pun memungkinkan pesan viral dibuat lebih customized. Seperti di website promo Philips, pengunjung bisa memasukkan teks sesuai keinginan mereka. Lalu, di website teaser film Pulse, pengunjung bisa memasukkan nama teman. Saat teman Anda menerima e-mail, dikesankan kalau Anda dalam bahaya dan teman Anda dibutuhkan untuk menyelamatkan Anda.
Salah satu contoh viral yang berhasil menarik minat banyak pengunjungnya adalah website Subservient Chicken. Website promo dari Burger King ini memberikan ide kreatif baru yang menghibur. Di sini, Anda akan melihat seseorang berpakaian kostum ayam yang menggelikan. Anda bisa mengetikkan berbagai perintah, dan Anda akan melihat video orang tersebut menuruti perintah Anda. Coba saja: dance, jump, sleep, dll. Ide serupa ini akhirnya ditiru pula oleh website One of the Lads namun si ayam digantikan dengan 3 wanita berpakaian seksi yang akan mencuci mobil VW.
Namun, sekali lagi, viral hanyalah metode. Yang utama adalah konten kreatif di baliknya. Bisa saja Anda menerima e-mail viral dari teman Anda. Namun, saat Anda mengunjungi alamat website di e-mail tersebut, hasilnya ternyata mengecewakan. Bisa jadi Anda tidak mau lagi berkunjung ke website tersebut. Ibaratnya, kalau pisang goreng toko A itu ternyata tidak enak, untuk apa lagi datang ke sana. Lalu, apa perlu pisang goreng yang tidak enak ini kita referensikan lagi ke teman-teman kita?
Viral Marketing
Viral Marketing merupakan metode pemasaran baru yang sangat efektif dan efisien untuk mendongkrak penjualan. Berbeda dengan aktivitas pemasaran pada umumnya yang tidak banyak melibatkan konsumen. Viral marketing justru menempatkan konsumen dalam peran sentral. Dampak positifnya adalah perusahaan tidak perlu mengeluarkan upaya dan biaya maksimal. Buku ini membahas secara detail:
Cara Kerja Viral Marketing
Viral marketing bekerja seperti perkembangbiakan virus. Mulai dari satu, membelah diri dan masing-masing belahan membelah diri, demikian seterusnya, sehingga menjadi berlipat ganda dan memiliki kekuatan dasyat.
Komponen Viral Marketing
Komponen utama viral marketing adalah konsumen dan buzz. Konsumen adalah pengguna produk atau jasa dan buzz adalah isu menghebohkan mengenai produk yang sudah dikonsumsi konsumen. Komponen pendukungnya adalah peer pressure (tekanan dari rekan) dan prestise (rasa bangga)
Peran Konsumen
Konsumen, dengan jaringannya, melakukan ’upaya pemasaran’ dengan menceritakan produk atau jasa yang dikonsumsinya
Peran Buzz
Buzz adalah isu yang membuat konsumen tertarik untuk membicarakannya. Isu ini membuat heboh. Karena semua orang ingin tahu, dan yang tidak tahu merasa ketinggalan
Community Marketing
Media viral marketing yang ideal salah satunya adalah komunitas, yaitu sekelompok konsumen yang memiliki ’kepentingan’ sama. Apabila sebagian anggota terpuaskan dangan produk atau jasa, mereka akan menyebarkan ‘berita baik’ mengenai produk atau jasa yang dikonsumsinya ke seluruh komunitas
Komentar
Posting Komentar